Ka’bah awalnya dibangun
oleh Adam dan kemudian anak Adam, Syist, melanjutkannya. Saat terjadi banjir
Nabi Nuh, Ka’bah ikut musnah dan Allah memerintahkan Nabi Ibrahim membangun
kembali. Al-Hafiz Imaduddin Ibnu Katsir mencatat riwayat itu berasal dari ahli
kitab (Bani Israil), bukan dari Nabi Muhammad.
Ka’bah yang dibangun Ibrahim pernah rusak pada masa kekuasaan
Kabilah Amaliq. Ka’bah dibangun kembali sesuai rancangan yang dibuat Ibrahim
tanpa ada penambahan ataupun pengurangan. Saat dikuasai Kabilah Jurhum, Ka’bah
juga mengalami kerusakan dan dibangun kembali dengan meninggikan fondasi. Pintu
dibuat berdaun dua dan dikunci.
Hal
ini sebenarnya merupakan sejarah yang paling tua di dunia. Bahkan jauh sebelum
manusia diciptakan di bumi, Allah swt telah mengutus para malaikat turun ke
bumi dan membangun rumah pertama tempat ibadah manusia. Ini sudah dituturukan
dalam Al-Quran: Sesungguhnya rumah yang
mula-mula dibangun untuk manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekkah) yang
diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia . (QS.
Ali Imran : 96).
Di masa Qusai bin Kilab, Hajar
Aswad sempat hilang diambil oleh anak-anak Mudhar bin Nizar dan ditanam di
sebuah bukit. Qusai adalah orang pertama dari bangsa Quraisy yang mengelola
Ka’bah selepas Nabi Ibrahim. Di masa Qusai ini, tinggi Ka’bah ditambah menjadi
25 hasta dan diberi atap. Setelah Hajar Aswad ditemukan, kemudian disimpan oleh
Qusai, hingga masa Ka’bah dikuasai oleh Quraisy pada masa Nabi Muhammad.
Dari masa Nabi Ibrahim hingga ke bangsa Quraisy terhitung ada
2.645 tahun. Pada masa Quraisy, ada perempuan yang membakar kemenyan untuk
mengharumkan Ka’bah. Kiswah Ka’bah pun terbakar karenanya sehingga juga merusak
bangunan Ka’bah. Kemudian, terjadi pula banjir yang juga menambah kerusakan
Ka’bah. Peristiwa kebakaran ini yang diduga membuat warna Hajar Aswad yang
semula putih permukaannya menjadi hitam.
Untuk membangun kembali Ka’bah, bangsa Quraisy membeli kayu
bekas kapal yang terdampar di pelabuhan Jeddah, kapal milik bangsa Rum. Kayu
kapal itu kemudian digunakan untuk atap Ka’bah dan tiga pilar Ka’bah. Pilar
Ka’bah dari kayu kapal ini tercatat dipakai hingga 65 H. Potongan pilarnya
tersimpan juga di museum.
Menurut
pengakuan Astronout Neil Amstrong bahwa kota Mekah adalah pusat dari Planet
Bumi. Fakta ini telah di diteliti melalui sebuah penelitian Ilmiah. Ketika Neil
Amstrong untuk pertama kalinya melakukan perjalanan ke luar angkasa dan
mengambil gambar planet Bumi, dia berkata: “Planet Bumi ternyata menggantung di
area yang sangat gelap, dan siapa yang menggantungnya ?”
Para Astronot telah menemukan bukti
ilmiah bahwa planet Bumi itu mengeluarkan semacam radiasi, secara resmi mereka
mengumumkannya di Internet, tetapi sayangnya 21 hari kemudian website tersebut
raib tanpa alasan yang jelas.
Namun, setelah melakukan penelitian lebih lanjut, ternyata radiasi
tersebut berpusat di kota Mekah, tepatnya berasal dari Ka’Bah. Yang mengejutkan
lagi adalah radiasi tersebut bersifat infinite (tidak berujung), hal ini
terbuktikan ketika mereka mengambil foto planet Mars, radiasi tersebut masih
berlanjut terus. Para peneliti Muslim mempercayai bahwa radiasi ini memiliki
karakteristik dan menghubungkan antara Ka’Bah di di planet Bumi dengan Ka’bah
di alam akhirat.
Di
tengah-tengah antara kutub utara dan kutub selatan, ada suatu area yang bernama
‘Zero Magnetism Area’, artinya adalah apabila kita mengeluarkan kompas di area
tersebut, maka jarum kompas tersebut tidak akan bergerak sama sekali karena
daya tarik yang sama besarnya antara kedua kutub.
Bedasarkan hasil riset mengatakan, karena hal itulah sebabnya
kenapa jika seseorang tinggal di Mekah, ia akan hidup cenderung lebih lama,
lebih sehat, karena tidak banyak dipengaruhi oleh banyaknya kekuatan gravitasi.
Oleh sebab itu lah ketika kita mengelilingi Ka’Bah, maka seakan-akan diri kita
di charged ulang oleh suatu energi misterius dan ini adalah fakta yang telah
dibuktikan secara ilmiah. Sehingga fakta ini lebih menegaskan bahwa muslim
beribadah bukan menyembah bangunan atau batu, namun berserah diri pada Allah
SWT dan Ka’bah hanyalah patokan arah untuk menyeragamkan ibadah shalat, serta
dilain sisi muslim memperoleh rahmat dan berkah yang tidak hanya dirasakan di
dunia saja tapi hingga akherat kelah, wallahu’alam bishawab.
Berdasarkan Hadist :
Siti Aisyah R.A. mengatakan bahwa Rasul SAW bersabda:
“Nikmatilah (peganglah) Hajar Aswad ini sebelum diangkat (dari bumi). Ia berasal dari surga dan setiap sesuatu yang keluar dari surga akan kembali ke surga sebelum kiamat”.
“Nikmatilah (peganglah) Hajar Aswad ini sebelum diangkat (dari bumi). Ia berasal dari surga dan setiap sesuatu yang keluar dari surga akan kembali ke surga sebelum kiamat”.
Rasulullah bersabda “Ketika Hajar Aswad turun, keadaannya masih putih, lebih putih dari susu, lalu ia menjadi hitam akibat dosa-dosa anak Adam” (HR Tirmidzi).
Umar bin Khatab berkata “Aku tahu bahwa kau hanyalah batu, kalaulah bukan karena aku melihat kekasihku Nabi SAW menciummu dan menyentuhmu, maka aku tidak akan menyentuhmu atau menciummu”.
Dikutip dari beragam sumber